photo Yamaha_logoSmall_zpsbd1f3aa1.png

Bang Mbendol Bicara Tentang Dealer Sebelah !


Salam "Ngankring..."
Masih ingat nama "Bang Mbendol", kan? Sampai-sampai ketenaran Bang Mbendol menjadi Label dalam Blog ini. Sekali lagi, Bang Mbendol itu nama Asli bukan rekayasa atau Fiktif. Kalau Gak percaya silahkan berkunjung ke Dept. Promosi SBM, nanti bareng-bareng "Ngangkring" disitu. Dijamin akan mendapatkan "oleh-oleh" yang mencerahkan walaupun ada juga yang membingungkan dalam penalarannya..ha..ha..ha ! Maklum saja karena selain "nasi kucingnya" di jual ke pelanggan, nasi kucingnya juga di makan sendiri. La, sampeyan kan tahu "effect jangka panjang" akibat terlalu sering makan nasi kucing. Apalagi 'gak ada SK Depkes-nya dan Stempel logo "Halalan Wa Toyyiban" dalam kemasannya. Nah, Bang Mbendol itu sudah terlalu lama terkena effect doppler-nya nasi kucing. 

Tema bincang-bincang tadi sore selepas jam kerja kantor adalah "Apa penyebab Tidak Jualnya Salesman Dealer sebelah" . Langsung saja Bang Mbendol mengemukan pendapatnya.

Bang Mbendol: "Mas-mas yang gagah-gagah seperti pejabat negara. Begini lo...sampeyan dan saya 'kan sependapat tho, kalau penjualan terjadi itu karena memenuhi beberapa unsur.  Selain yang disebutkan dalam 4P, pluskan saja satu P lagi yang berarti "People". Nah kita bicara tentang salesman berarti bicara tentang P yang terakhir yakni "People". Penjualan retail seperti dealer ini kan membutuhkan orang untuk menjual. Apapun istilah yang dipakai oleh masing-masing perusahaan, saya tetap menyebutnya Salesman (Sales=Penjualan; Man=Orang/Pelaksana). Nah, bagaimana dealer sebelah tidak menurun penjualanya, kalau salesmannya tidak menjual sesuai target. 

Tidak bisa menjualnya salesman dealer sebelah, menurut saya itu banyak faktor. Bisa saja karena regulasi perusahaan yang tidak bisa memenuhi ekspektasi pasar sehingga harga tidak kompetitif, tidak mendapatkan edukasi yang sesuai dengan kebutuhan sekarang, atau gerakan kompetitornya. Banyak kalau dicari penyebabnya. Tetapi saya lebih sependapat bila penyebabnya adalah datang dalam diri salesman itu sendiri." Kata Bang Mbendol."

Bapak Tua Pegawai KR: "Kalau Demand, pengaruh 'gak, Bang"?

Bang Mbendol: "Menurut saya demand pasar tetap akan memberi pengaruh, tetapi coba pikir, bukannya demand bisa diciptakan sedemikian rupa, tho. Demand itukan tidak bisa diketahui diawal bulan. Mainnya hanya prediksi alias perkiraan dengan menggunakan data-data bulan sebelumnya atau track record penjualan tahun lalu. Kan pengaruhnya banyak, termasuk kondisi ekonomi makro-mikro dalam dan luar negeri yang bisa berubah secara cepat".

Bapak Berkacamata: "Lalu faktor dalam diri ini wujudnya apa, Bang"

Bang Mbendol: "Menurut saya sih begini, salesman-salesman tidak menjual, karena 3 hal, Pertama, Tidak tahu "cara" mengetuk pintu rumahnya orang. Mereka tidak bisa menemukan, mengenal dan mengajak "speak-speak" orang-orang. Sehingga tidak mempunyai kekayaan database yang berharga dalam bentuk "list" orang-orang yang dapat ijadikan target penjualan. Oleh karena itu, Bilangan standart 10:3:1 tidak pernah muncul."


Bapak Tua Pegawai KR: "Apa itu 10:3:1, Bang ?"


Bang Mbendol: "Ya, itu bilangan tradisional saja sebagai simbol bahwa salesman mestinya mempunyai pola, ketemu dengan 10 orang yang mengakibatkan 3 orang tertarik dan 1 orang Beli ?"


Bapak Berkaca Mata: "Trus, yang kedua ?"

Bang Mbendol: "Kedua, tidak bisa "mengipasi dan mengompor-ngompori" orang. Nah, kalau yang ini sih kelanjutan dari poin a. dan bersifat teknis saja.  La, bagaimana bisa ngompor-ngompori orang, ketemu orang saja enggak, je. Bukanya barang dagangan (motor) harus dijual kepada orang bukan kepada setan atau jin, to. Betul gak?"

Ketiga, Kinerja salesman tidak didasarkan pada kebutuhan hidup yang harus dikeluarkannya settiap bulan. Jadi kalau toh pun ditanya mau jual berapa bulan ini, pasti dijawab dengan batas minimal target perusahaan. Jarang sekali saya menemukan salesman yang makan diangkringanku ini yang mendasarkan target jualnya pada berapa rupiah kebutuhan hidupnya bulan ini, bulan depan dan selanjutnya.

Sepertinya salesman dealer sebelah mendapatkan edukasi pada hal-hal yang bersifat teoritis-normatif-dogmatis berdasarkan isi buku-buku panduan yang dibeli di toko-toko buku semata. Saya 'gak tahu kalau ditempatnya sampeyan."

.....setelah itu Bang Mbendol kembali membuat Es Teh, untuk dua orang pelanggan yang baru datang ke ankringannya. (Purnomo)

Title : Bang Mbendol Bicara Tentang Dealer Sebelah !
Description : Salam "Ngankring..." Masih ingat nama "Bang Mbendol", kan? Sampai-sampai ketenaran Bang Mbendol menjadi Label dalam Blog...

0 Response to "Bang Mbendol Bicara Tentang Dealer Sebelah !"

Post a Comment

KOMENTAR