photo Yamaha_logoSmall_zpsbd1f3aa1.png

Pergeseran Presepsi Generasi “X” atas Sepeda Motor : Sebuah wawancara




Guys,
Kamis 30 Agustus 2012, Admin Blog berkesempatan melakukan diskusi dan wawancara dengan Bapak Nur Kholis, GM Operasional Sumber Baru Motor tentang Isue-Isue terkini dalam bisnis otomotif roda dua secara umum. Ini merupakan moment yang sangat berarti ditengah kegiatan dan kesibukan beliau menggerakkan roda operasional perusahaan. Wawancara yang dikemas secara santai dan rilex bebarengan dengan makan siang di Rumah Makan Padang di Jl. Kaliurang, selesai meeting di kantor YIMM Yogyakarta. Berikut petikan wawancaranya:

Admin Blog:
“Pak Nur, Kalau kita mencermati data penjualan motor menurut AISI per semester I, maka tahun 2012 ini mengalami kenaikan dari 4.701.189 Unit (2011) menjadi 4.988.159 Unit (2012) atau sekitar 6%, menurut Bapak apakah trend positif ini akan berlangsung hingga akhir tahun atau sebaliknya ?”

Bp. Nur Kholis :
“ Yah, Saya optimis dan berharap tren positif ini akan berlangsung hingga akhir tahun sehingga penjualan motor bisa membukukan kenaikan dari tahun lalu yakni melebihi angka 8.043.535 unit (2011) termasuk juga kenaikan bagi Yamaha Sumber Baru Motor, walaupun banyak hal yang berpotensi menghambat pencapaian kenaikan tersebut”

Admin Blog:
“ Kalau Boleh Tahu, dasar kenyakinan Bapak Apa terkait tren positif ini “

Bp. Nur Kholis :
“Kalau kita mau mencermati analisa para ahli ekonomi Nasional kita, kondisi ekonomi makro secara nasional diprediksikan juga mengikuti tren positif atau paling tidak stabil-lah hingga akhir tahun, artinya roda ekonomi secara nasional masih normal-normal saja”

Admin Blog:
“ Baik, Kalau mau digeneralisasi lalu kira-kira potensi hambatan yang memungkinkan muncul apa nih, Pak?”


Bp. Nur Kholis :
“Ditingkat operasional SBM telah menganalisa dari beberapa hal kemungkinan-kemungkinan tersebut diantaranya adalah dampak Penerapan aturan BI atas kenaikan DP menjadi 20-25% Per Juni lalu, Dimana kita ketahui bahwa total penjualan kendaraan sepeda motor di Indonesia dari data leasing-leasing secara umum 70% pembelian sepeda motor melalui kredit sedangkan 80% dari 70% kredit tersebut terciptka dengan menggunakan DP dibawah 20%. Impactnya kemungkinan baru terasa setelah bulan Agustus ini. Kalau Toh pun penjualan secara nasional pada bulan Juli mengalami kenaikan 8% dari bulan Juni hal ini tidak bisa dijadikan parameter absolut karena Juli dan agustus logikanya adalah “peak” penjualan karena faktor Lebaran.

Hambatan-hambatan lain yang bisa menurunkan pencapaian tersebut adalah kemungkinan percepatan munculnya Mobil Murah ( Low Cost Green Car – LCGC), seperti yang sampeyan tulis di blog beberapa hari lalu. Bukankah faktor ini muncul karena mendapat dukungan dari pemerintah dengan hadirnya Peraturan Menteri Keuangan No 76/PMK.011/2012 tanggal 21 Mei 2012, tentang Perubahan atas Permenkeu No. 176/PMK.011/2009 tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Mesin Serta Barang dan Bahan Untuk Pembangunan atau Pengembangan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal, yang kemungkinan per September tahun ini sudah ada beberapa vendor mobil yang mengeluarkan produknya, seperti Toyota, Daihatsu, dll.

Dengan harga dibawah 100 Juta ( Konon Toyota melego dengan angka Rp. 80 Juta ) secara jangka panjang, betul, memungkinkan akan menimbulkan pergeseran share roda dua dan bisa saja mulai melirik ke mobil murah ini, paling tidak ini menurut saya pribadi.

Nah, kerja berat ini akan terjadi di 2013 nanti.


Admin Blog:
“Maksudnya, pak?”

Bp. Nur Kholis :
“ Yah, mari berandai-andai untuk 2013. diffrerensiasi produk yang menyebabkan konsumen diuntungkan dengan banyaknya pilihan memang muncul, akan tetapi secara foundamental, perjuangan semakin berat karena “semakin terjadi pergeseran nilai-nilai presepsi generasi muda atas sepeda motor”.

Admin Blog:
“Lebih Jelasnya, Pak?”

Bp. Nur Kholis :
“ Coba sampeyan cerna. semasa kita SMA dulu, kebanggaan kita, anak muda kala itu, adalah ketika sekolah dengan membawa sepeda motor yang lagi ngetren, tampil beda dengan accessoriesnya, suara knalpol, ceper, kiclong, dll. Bahkan dengan mudahnya CEWEK ABG-CEWEK ABG bisa digaet hanya dengan modal ini. Hal ini juga menjadi kebanggan orang tua kepada lingkungannya karena bisa membelikan sepeda motor tersebut.

Kemajuan teknologi komuniksi dalam bentuk telepon pintar dan gadget memberikan andil atas pergeseran presepsi ini. Saat ini, anak-anak muda justru merasa gengsinya akan naik dan di mendapat predikat “Gaul”, bukan karena ke sekolah membawa motor yang lagi ngetren saat ini, tetapi ketika “petentang-petenteng” memegang Iphone, Ipad, Blackberry dan berjenis-jenis gadget canggih lainnya. Bahkan semakin banyaknya komunitas-komunitas anak muda berdasarkan gadget sesuai merk saat ini sambil kongkow-kongkow di kafe, mall dan tempat-tempat keramaian tertentu.

Mereka merasa “Wah” ketika bisa pamer smartphone yang dipenganggnya kepada teman dan siapapun yang melihatnya dan akan dianggap “katrok/ndeso” kalau gak memilikinya. Sampeyan kan tahu, smartphone tersebut bisa jadi seharga 20% harga OTR motor.

Bagi mereka, Sepeda motor justru tidak menjadi hal yang begitu membanggakan lagi bahkan hanya sekedar sebagai pelengkap aktifitas standart harian dan tidak lagi menjadi kebutuhan sekunder melainkan sudah beralih fungsi menjadi kebutuhan “Tertier”. Wow… Perubahan presepsi terjadi karena memang adanya perubahan “Life Style” anak muda karena kondisi perkembangan teknologi yang benar-benar telah begitu perkasa merubah jaman.

Hadirnya mobil murah, menurut saya, juga akan “memaksa” memunculkan produk sepeda motor murah juga. Karena bisa jadi fungsinya bisa akan berubah layaknya pit sepeda saat ini. Yang hanya dipakai untuk kebutuhan jarak dekat, kepasar antar sekolah. Untuk alasan keamanan di jalan atas resiko kecelakaan, bisa jadi, orang tua akan lebih protektif dan melengkapi aktifitas kesekolah putra-putrinya dengan “mobil kecil dan murah tersebut.

Admin Blog:
“Lalu bila benar kondisi terjadi seperti yang Bapak sampaikan ini, berarti kemunduran bisnis otomotif roda dua dong pak?”

Bp. Nur Kholis :
“ Wah, tidak serta merta bisa disimpulkan seperti itu. Proses ke arah itu masih membutuhkan waktu, belum lagi faktor ekonomi global dunia juga berperan serta, yang terkadang banyak faktor ekonomi-politik terjadi dan seketika itu juga mengubah tatanan dunia. Kiranya banyak kejadian-kejadian “unpredictable” di dunia ini mempengaruhi perputaran ekonomi dan bisnis, deh. Ingat, Globalisme saat ini sudah sangat menyempitkan jarak dan menghilangkan “limitasi” geografis antar bangsa.

Admin Blog:
“ Ada rumusan strategi untuk SBM sendiri untuk menghadapi kondisi tersebut pak ?”

Bp. Nur Kholis :
“Pastilah. Pengalaman SBM yang sudah memulai bisnis automotif sejak 1971 sudah sedemikian matang untuk menghadapi kondisi masa depan bila ditilik dari resourcesnya baik dari segi foundamental ekonomi internal, SDM, kesiapan sistem TI yang teritegrasi serta keunggulan-keunggulan komparatif yang dimilikinya.

Bukan bermaksud jumawa, tetapi ujian jaman sejak 1971 telah memberikan bekal pengajaran yang berarti. Selebihnya usaha keras dan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Admin Blog:
“ Baik Pak Nur, terima kasih kiranya lai waktu kita sambung kembali?”

Bp. Nur Kholis :
“Ok. Sama-sama, keep fight, deh. Mari bergerak bersama, lebih kreatif dan inovatif, karena hanya itu yang bisa menentukan kemenangan kita dimasa yang akan datang.

Guys, kurang lebihnya begitu hasil wawancara ini. Tentu saja menjadi bahasa pemikiran bagi kita untuk meraba masa depan karena siapakah yang akan menjadi pemenang bisnis, adalah mereka yang bisa meraba dan memprediksikan masa depan. (POER-2012)

Title : Pergeseran Presepsi Generasi “X” atas Sepeda Motor : Sebuah wawancara
Description : Guys, Kamis 30 Agustus 2012, Admin Blog berkesempatan melakukan diskusi dan wawancara dengan Bapak Nur Kholis, GM Operasional Sumber Baru Mo...

0 Response to "Pergeseran Presepsi Generasi “X” atas Sepeda Motor : Sebuah wawancara"

Post a Comment

KOMENTAR